Proses pada LNG Plant (Train)
Proses yang dilakukan
pada train merupakan proses pencairan
gas umpan (feed gas) yang berasal dari sumur gas alam menjadi LNG sebagai produk utama dan beberapa produk
lainnya berdasarkan nilai fraksi yang dimilikinya. Proses ini dilakukan pada
lima buah plant, dengan setiap plant menjalankan prosesnya
masing-masing, yaitu proses gas
purification, dehydration, fraksinasi,
refrigerasi, dan liquefaction.
-->
Plant 1 (Gas Purification)
1)
Gas alam
pada awalnya dialirkan menuju plant 21
(Knock Out Drum) untuk dipisahkan
gas dan condensatnya.
2)
Feed gas yang berasal dari KOD masuk ke dalam CO2 removal (1C-2) melalui bottom
1C-2 sedangkan MDEA masuk melalui top
1C-2.
3)
Setelah
direaksikan dengan MDEA, feed gas yang
telah terbebas dari kandungan CO2 dicuci dengan kondensat agar tidak
ada sisa MDEA yang tercampur pada feed
gas, sedangkan MDEA yang telah digunakan untuk menyerap CO2 keluar
menuju amine flash drum (1C-4) untuk proses pemisahan rich amine dengan feed gas
pada boiler melalui bottom 1C-2.
4)
Feed gas tersebut dialirkan menuju pendingin yaitu absorber overhead cooler (1E-2) melalui top 1C-2 dengan menggunakan air laut sebagai media pendingin.
5)
Feed gas diteruskan menuju absorber over
separator (1C-3) untuk pemisahan cairan yang terbentuk akibat pendinginan
dari feed gas.
Plant 2 (H2O
dan Hg Removal)
1)
Feed gas dialirkan menuju separator (2C-1)
untuk proses pemisahan air dan hydrocarbon
berat yang selanjutnya air dan hydrocarbon
berat tersebut dialirkan menuju plant 16.
2)
Kemudian feed gas tersebut dialirkan menuju fixed bed drier (2C-2A/B/C) untuk proses
pengeringan gas hingga 0,5 ppm dengan media molecular
sieve.
3)
Gas yang
telah dikeringkan dialirkan melalui filter
(2Y-1A) untuk menghilangkan molecular
sieve yang masih terdapat pada gas.
4)
Kemudian
gas dialirkan menuju mercury removal
vessel (2C-4) untuk proses pemisahan kandungan Hg hingga 0,1 ppb
menggunakan media sulfur impregnated
activated charcoal yang akan membentuk mercury
sulfid (HgS) apabila direaksikan dengan Hg.
5)
Gas yang
sudah dibersihkan dari kandungan Hg dialirkan menuju filter (2Y-1B) untuk menghilangkan absorber yang masih terikat pada
gas.
6)
Selanjutnya
gas tersebut dialirkan menuju feed medium
level propane evaporator (4E-12) dan
feed low level propane evaporator (4E-13) untuk kemudian dialirkan menuju plant 3.
Plant 3
(Fraksinasi)
1)
Feed gas yang berasal dari plant 2
dialirkan menuju scrub column (3C-1)
yang bertemperatur sekitar -280C sehingga gas berfraksi berat akan
mengembun dan berada di bagian bawah 3C-1 dan kemudian dipisahkan dari gas
berfraksi ringan dengan menggunakan reboiler
dengan steam bertekanan 50 psig
dan temperatur 1500C.
2)
Gas yang
berfraksi ringan akan didinginkan kembali di propane evaporator (4E-14) dan dipisahkan dengan kondensatnya di condensate drum (3C-2) dan kemudian dalirkan menuju plant 5 untuk dicairkan menjadi LNG.
3)
Cairan yang
berada di dasar 3C-1 dialirkan ke sebuah cooler
dengan media pendingin air laut dan selanjutnya mengalir menuju menara deethanizer untuk memisahkan etana
dengan komponen berat lainnya dengan cara pemanasan menggunakan reboiler dengan media pemanasan steam 150 psig dan temp 200ºC.
4)
Uap di
menara deethanizer diembunkan ke
dalam kondensor. Kemudian gas yang tidak mengembun digunakan sebagai bahan
bakar boiler, sedangkan kompenen yang
berada di dasar column deethanizer dialirkan
menuju column propanizer.
5)
Gas yang
berada di column depropanizer dipanaskan oleh reboiler dengan tekanan 50 psi. Uap yang berada di puncak depropanizer diembunkan oleh kondensor
kemudian ditampung di overhead drum
propane.
6)
Propana
yang akan digunakan sebagai produk LPG didinginkan terlebih dahulu di propane return subcooler (3E-12) dengan propane refrigerant.
7)
Cairan
yang berada di dasar propanizer
dialirkan ke menara debuthanizer (3C-8) untuk proses pemisahan komponen
berat dari butana dengan menggunakan reboiler dengan tekanan 50 psig.
8)
Kemudian
butana didinginkan oleh return subcooler lalu
dialirkan menuju LPG buthane. Gas
yang tidak ikut mengembun dialirkan menuju sistem fuel gas untuk bahan bakar boiler.
9)
Pada Train A-D, terdapat unit tambahan propane
buthane splitter yang berfungsi untuk memisahkan propana dengan
butana yang keluar dari debuthanizer.
-->
Plant 4 (Refrigerasi)
1)
Propana
cair yang telah digunakan sebagai pendingin akan berubah fase menjadi gas
karena terjadi kenaikan suhu akibat proses penyerapan panas saat proses
pendinginan.
2)
Gas
propana kemudian dikompresi oleh propane
recycle compressor (4K-1) agar terjadi kenaikan tekanan hingga bertekanan
14 kg/cm2 dengan temperatur 65ºC.
3)
Selanjutnya
gas propana bertekanan tinggi dialirkan menuju propane desuperheater
(4E-1A/B) untuk proses pendinginan propana hingga 40ºC.
4)
Kemudian
propana didinginkan kembali dan diembunkan di propane condenser (4E-2A/B) hingga tekanan 12.5 kg/cm2
dan temperatur 37ºC.
1)
Cairan MCR
berubah fase menjadi gas karena adanya kenaikan temperatur akibat digunakan
untuk pendinginan gas alam pada main heat
exchanger (5E-1).
4)
Uap MCR
yang keluar dari 4C-7 memiliki temperatur -40ºC lalu dikompresi pada 4K-2
dengan tekanan 3 kg/cm2 hingga bertemperatur 70ºC dan bertekanan 14
kg/cm2.
5)
Cairan MCR
ini kemudian didinginkan di condenser (4E-5)
sehingga temperaturnya turun menjadi 32ºC kemudian dialirkan menuju 4K-3 hingga
bertemperatur 130ºC dan bertekanan 47 kg/cm2.
6)
Kemudian
cairan tersebut didinginkan kembali pada exchanger (4E-6) dengan media
pendingin berupa air laut hingga temperatur menjadi 30ºC.
7)
MCR
kemudian mengalir ke propane evaporator dilanjutkan ke medium level
evaporator (4E-8), hingga keluar pada suhu -5ºC dan masuk ke 4E-9 pada suhu
-32ºC.
8)
Kemudian
MCR dialirkan menuju separator (SC-1)
untuk proses pemisahan komponen cair dan uap, dengan fase cair lebih banyak
mengandung etana dan propana, sedangkan fase gas banyak mengandung nitrogen dan
metana.