Dalam menggunakan sumber-sumber daya alam, PT Badak NGL
menerapkan konsep pembangunan berkelanjutan (sustainable
development) dengan memperhitungkan daya dukung lingkungan
dalam pemakaian air, tanah, udara, energi dan bahan baku gas dan
sebagainya. Sudah merupakan tanggung jawab Perusahaan untuk
menggunakan sumber-sumber daya alam yang tidak terbarukan
secara efisien dengan melakukan proses produksi dengan kinerja
terbaik dan merancang perbaikan sistem secara terus-menerus
untuk efisiensi yang terukur, serta sedapat mungkin melakukan
pendaur-ulangan material.
Pengelolaan Lingkungan
Pengelolaan lingkungan hidup berdasarkan rencana Pengelolaan
Lingkungan (RKL) sebagai bagian dari kajian AMDAL bertujuan untuk
mencegah dan meminimalkan kemungkinan dampak lingkungan
negatif, mengembangkan dampak positif serta memanfaatkan
sumber daya alam secara efisien. Melalui perumusan dampak
penting pada setiap tahap pembangunan dan pengoperasian,
diperoleh fokus pengelolaan pada komponen:
1. Meteorologi dan Kualitas Udara (iklim, curah hujan, angin,
kualitas udara emisi, ambien).
2. Fisiografi (morfologi, topografi, geologi)
3. Hidrologi (cadangan air tanah, kuantitas & kualitas air, daerah
resapan)
4. Hidrooceanografi (arus, pasang surut, sedimentasi & abrasi,
batimeteri, kualitas air laut)
5. Ruang, Lahan & tanah (jenis, struktur, teskstur, kestabilan tanah,
tata ruang & peruntukan lahan)
6. Biologi (jenis flora dan fauna umum, jenis flora dan fauna yang
dilindungi)
7. Sosial dan Kesehatan (Demografi, Ekonomi, Budaya dan
Kesehatan Masyarakat)
Berdasarkan fokus pengelolaan tersebut di atas, PT Badak NGL
melaksanakan Pengelolaan Lingkungan melalui 3 (tiga) pendekatan,
yaitu:
1. Pendekatan Teknologi yang meliputi unit-unit:
- Unit Pengelolaan Limbah Cair Domestik Perumahan (WWTP
#48).
- Unit Pengelolaan Limbah Cair Domestik Perkantoran
(Oxygester PSF).
- Unit Pengelolaan Limbah Cair Proses Kilang (WWTP #34).
- Unit Pengelolaan Limbah Cair Utilitas (Neutralizing Pit 1 &
Pit 2).
- Unit Pengelolaan Limbah Air Pendingin (Kanal Air
Pendingin).
- Incinerator Limbah B3 (Multipurposes Incinerator Area IX).
- Incinerator Limbah Infeksius (Medical Incinerator)
- Tempat penyimpanan Sementara Limbah B3 (TPS Area IX).
- Pengendalian Limbah Gas Emisi pada Flare, CO2 Vent
Stack, Boiler Stack.
- Rencana pengendalian keadaan darurat lingkungan darat,
perairan dan laut.
2. Pendekatan Ekonomi, meliputi:
- Penyerapan tenaga kerja penduduk lokal yang memenuhi
kualifikasi.
- Memberikan bantuan melalui program Community
Development.
3. Pendekatan Institusi, meliputi:
Koordinasi dengan Kementerian Lingkungan Hidup, Badan
Lingkungan Hidup Provinsi Kalimantan Timur dan Kota Bontang,
Ditjen Migas dan lembaga lainnya.
Pengelolaan Limbah
Timbulan limbah dari aktivitas perusahaan diinventarisasi dengan
identifikasi dan klasifikasi jenis limbah termasuk Limbah Berbahaya
dan Beracun (B3) untuk menentukan penanganan yang tepat
dalam pengelolaannya agar risiko lingkungan dapat diminimalkan.
Inventarisasi limbah B3 secara rutin dimutakhirkan dan dilaporkan
kepada pihak internal maupun eksternal.
Dalam pengelolaan limbah, biaya yang dikeluarkan per tahun ratarata
sekitar Rp. 2 miliar meliputi biaya proses incinerator, landfill
dan pengiriman limbah ke perusahaan pengolah limbah berizin.
PT Badak juga menerapkan prinsip 3R (Reduce, Reuse, Recycle)
sebagai upaya meminimalisasi limbah.
Prinsip Reduce diantaranya adalah menerapkan dokumentasi
elektronik (paperless system) untuk mengurangi pemakaian kertas,
membentuk Chemical Quality Control (CQC) Team yang bertugas
mengkaji penggunaan bahan-bahan kimia di PT Badak NGL, dan
meningkatkan kinerja penerapan prosedur standar operasi yang
ketat untuk pencegahan tumpahan bahan-bahan kimia.
Prinsip Reuse diterapkan pada proses regenerasi larutan Amine
pada CO2 Removal Unit, proses regenerasi air untuk umpan boiler,
pemanfaatan kembali air laut untuk proses pendinginan serta
pemanfaatan kembali scrap material.
Prinsip Recycle diterapkan untuk mengelola minyak pelumas bekas.
Tahap awal dari proses daur ulang adalah proses pemisahan air dan
pengotor lain dari minyak pelumas bekas. Proses ini dilakukan oleh
Environmental Control Section. Tahap berikutnya yaitu proses daur
ulang dilakukan bekerja sama dengan perusahaan pengelola minyak
pelumas bekas yang memiliki lisensi dari Kementerian Lingkungan
Hidup.
Inventarisasi limbah pada tahun 2007, 2008 dan 2009 mendapatkan
gambaran jumlah timbulan limbah PT Badak NGL yang seluruhnya
telah dikelola berdasarkan jenis limbah, sebagai berikut:
Pemantauan Lingkungan
PT Badak NGL melaksanakan program pemantauan lingkungan untuk
menguji keberhasilan pengelolaan lingkungan yang dijalankan dan
membuat upaya perbaikan. Keberhasilan pengelolaan lingkungan
dipantau secara internal oleh PT Badak NGL dan eksternal bekerja
sama dengan Pusat Penelitian Lingkungan Hidup (PPLH) Universitas
Mulawarman, Samarinda, meliputi pemantauan air, tanah, udara,
penanganan limbah, faktor fisika kerja, biologi, sosial, ekonomi,
budaya dan kesehatan masyarakat. Hasil pemantauan lingkungan
perusahaan dilaporkan kepada manajemen, BP Migas, KLH Pusat,
BLH Provinsi Kalimantan Timur dan BLH Kota Bontang. Pada tahun
2009, biaya yang dikeluarkan perusahaan untuk kegiatan ini sebesar
Rp. 1,6 miliar.
Pemantauan lingkungan dilakukan berdasarkan Rencana
Pemantauan Lingkungan (RPL) dari kajian AMDAL mencakup antara
lain pemantauan kualitas udara, limbah B3, air limbah, kualitas air
laut, biota laut, flora dan fauna. Pada periode pemantauan tahun
2009, pemantauan lingkungan yang dilaksanakan memberikan
kesimpulan bahwa parameter-parameter yang dipantau telah
memenuhi Baku Mutu Lingkungan (BML) sesuai peraturan
lingkungan yang berlaku
PT Badak NGL melaksanakan program pemantauan lingkungan untuk
menguji keberhasilan pengelolaan lingkungan yang dijalankan dan
membuat upaya perbaikan. Keberhasilan pengelolaan lingkungan
dipantau secara internal oleh PT Badak NGL dan eksternal bekerja
sama dengan Pusat Penelitian Lingkungan Hidup (PPLH) Universitas
Mulawarman, Samarinda, meliputi pemantauan air, tanah, udara,
penanganan limbah, faktor fisika kerja, biologi, sosial, ekonomi,
budaya dan kesehatan masyarakat. Hasil pemantauan lingkungan
perusahaan dilaporkan kepada manajemen, BP Migas, KLH Pusat,
BLH Provinsi Kalimantan Timur dan BLH Kota Bontang. Pada tahun
2009, biaya yang dikeluarkan perusahaan untuk kegiatan ini sebesar
Rp. 1,6 miliar.
Pemantauan lingkungan dilakukan berdasarkan Rencana
Pemantauan Lingkungan (RPL) dari kajian AMDAL mencakup antara
lain pemantauan kualitas udara, limbah B3, air limbah, kualitas air
laut, biota laut, flora dan fauna. Pada periode pemantauan tahun
2009, pemantauan lingkungan yang dilaksanakan memberikan
kesimpulan bahwa parameter-parameter yang dipantau telah
memenuhi Baku Mutu Lingkungan (BML) sesuai peraturan
lingkungan yang berlaku
Pemantauan Kualitas Udara
Dalam menyikapi fenomena perubahan iklim, PT Badak NGL
berupaya mengurangi emisi gas rumah kaca secara langsung
dengan menurunkan emisi CO2. Meskipun emisi gas rumah kaca
belum diatur dalam peraturan regional, PT Badak NGL telah
melaksanakan inventarisasi gas rumah kaca berdasarkan standar
internasional sebagai perwujudan nilai lebih “beyond compliance”
dalam pengelolaan lingkungan hidup.
Usaha-usaha penurunan emisi CO2 terus dilakukan. Sumber emisi
CO2 Kilang PT Badak NGL antara lain berasal dari kandungan
CO2 dalam feed gas yang dikeluarkan melalui CO2 vent stack,
CO2 hasil pembakaran pada boiler, dan pembakaran pada flare.
Dengan dilaksanakannya program-program pengurangan emisi gas
flaring nilai CO2 yang berpengaruh pada potensi pemanasan global
diharapkan akan mengalami penurunan.
Selain pengurangan gas flaring usaha lain yang dilaksanakan
adalah penggantian secara bertahap Halon dan Freon 22 yang
bersifat sebagai penipis lapisan ozon/Ozone Depleting Substances
(ODS) dengan jenis FM-200 dan Freon 314A yang lebih ramah
lingkungan.
Pemantauan kualitas udara dilakukan dengan pengukuran kualitas
udara emisi CO2 di Vent Stack, Boiler Stack, Gas Turbine Generator,
Incinerator, Flare dan udara ambien. Pengukuran dilakukan secara
kontinyu dengan alat Continuous Emission Monitoring (CEM) dan
secara manual.
Pemantauan emisi karbon mengacu pada protokol Greenhouse
Gases (GHG) yang memberikan mekanisme dasar untuk mengukur
tingkat emisi gas rumah kaca yang dihasilkan dari operasi PT Badak
NGL.
Hasil pemantauan emisi gas pada tahun 2007, 2008 dan 2009
adalah sebagai berikut:
Pemantauan Kualitas Air TanahDalam menyikapi fenomena perubahan iklim, PT Badak NGL
berupaya mengurangi emisi gas rumah kaca secara langsung
dengan menurunkan emisi CO2. Meskipun emisi gas rumah kaca
belum diatur dalam peraturan regional, PT Badak NGL telah
melaksanakan inventarisasi gas rumah kaca berdasarkan standar
internasional sebagai perwujudan nilai lebih “beyond compliance”
dalam pengelolaan lingkungan hidup.
Usaha-usaha penurunan emisi CO2 terus dilakukan. Sumber emisi
CO2 Kilang PT Badak NGL antara lain berasal dari kandungan
CO2 dalam feed gas yang dikeluarkan melalui CO2 vent stack,
CO2 hasil pembakaran pada boiler, dan pembakaran pada flare.
Dengan dilaksanakannya program-program pengurangan emisi gas
flaring nilai CO2 yang berpengaruh pada potensi pemanasan global
diharapkan akan mengalami penurunan.
Selain pengurangan gas flaring usaha lain yang dilaksanakan
adalah penggantian secara bertahap Halon dan Freon 22 yang
bersifat sebagai penipis lapisan ozon/Ozone Depleting Substances
(ODS) dengan jenis FM-200 dan Freon 314A yang lebih ramah
lingkungan.
Pemantauan kualitas udara dilakukan dengan pengukuran kualitas
udara emisi CO2 di Vent Stack, Boiler Stack, Gas Turbine Generator,
Incinerator, Flare dan udara ambien. Pengukuran dilakukan secara
kontinyu dengan alat Continuous Emission Monitoring (CEM) dan
secara manual.
Pemantauan emisi karbon mengacu pada protokol Greenhouse
Gases (GHG) yang memberikan mekanisme dasar untuk mengukur
tingkat emisi gas rumah kaca yang dihasilkan dari operasi PT Badak
NGL.
Hasil pemantauan emisi gas pada tahun 2007, 2008 dan 2009
adalah sebagai berikut:
Pemantauan sumber daya air dilakukan dengan memantau
kualitas cadangan aquafier di dalam tanah. Sampling dan analisis
dilaksanakan pada sumur pantau produksi untuk mengetahui
kuantitas dan kualitas cadangan air tanah, dan pada sumur pantau
polutan untuk mendeteksi pengaruh parameter polutan terhadap
kualitas aquafier.
Pemantauan Kualitas Air Limbah
Pemantauan kualitas air limbah dengan melakukan pengukuran
kualitas air limbah proses, domestik, rumah sakit dan air pendingin
dengan alat Flowmeter dan pH-meter secara kontinyu dan
dianalisis setiap bulan oleh laboratorium PT Badak NGL. Analisis
enam-bulanan dilakukan bersama PPLH Universitas Mulawarman.
Pemantauan tahun 2009 untuk parameter TSS, pH, H2S, NH3-N,
BOD5, COD, Cl2, Hg dan Oil Content memenuhi syarat Baku Mutu
Air Limbah (BMAL).
Pemantauan Kualitas Air Laut
Pemantauan kualitas air laut dilakukan di 3 lokasi yaitu muara kanal
pendingin, Berbas Barat Pantai dan cooling water intake. Waktu
pemantauan adalah saat air laut pasang dan surut. Untuk sifat
fisika, yang dipantau adalah suhu air laut dan distribusi suhu air laut
di perairan sekitar Kilang, lapisan minyak, salinitas, dan sebagainya.
Untuk sifat kimia yang dipantau adalah parameter pH, H2S, logam
berat, dan lain-lain. Pemantauan untuk 19 parameter pada tahun
2009 menunjukkan hasil yang cukup baik.
Pemantauan Keanekaragaman Hayati
Pemantauan keanekaragaman hayati diawali dengan kajian AMDAL
meliputi Komponen Biologi Darat (Flora & Fauna) serta komponen
Biologi Perairan (Plankton, Bentos, Nekton). PT Badak tidak
menggunakan tanah dalam keanekaragaman hayati.
Komponen Biologi Darat
Komponen flora di PT Badak NGL tersebar di area yang cukup luas
tersebar di area Kilang LNG Badak yang luasnya sekitar 2.010 Ha.
Dari total area tersebut, ruang terbuka hijau memiliki luas 1.109
Ha atau sekitar 45%. Karakteristik tanaman yang ada adalah
jenis campuran antara komunitas dataran rendah dan pesisir.
Tipe tanaman umumnya merupakan vegetasi alami dan tanaman
budidaya yang berfungsi sebagai tanaman peneduh, tanaman
pekarangan dan tanaman hias.
Kajian lingkungan telah dilaksanakan bekerja sama dengan
Institut Pertanian Bogor (IPB) untuk membangun Botanical Garden
sebagai inventarisasi dan pelestarian tanaman langka. Kerjasama
juga dilakukan dengan Universitas Mulawarman untuk konservasi
hutan mangrove di area sekitar Kilang. Kawasan Botanical Garden
menempati area seluas 7,4 hektar.
Program-program penghijauan yang dilakukan sebagai suatu
program kesatuan dalam pengembangan kawasan Kilang dan
pemukiman yang serasi dengan lingkungan. Pengelolaan taman
dan semua koleksi tumbuhan yang ditanam di dalam kawasan
Kliang LNG Badak terutama yang berada di kawasan pemukiman
dan perkantoran dilakukan oleh Housing and Recreation Section,
Service Department. Selain mengelola kawasan, Section tersebut
melakukan kegiatan-kegiatan yang mencakup:
- Penanaman rumput di area community seluas 51 Ha.
- Penanaman berbagai tanaman keras sebanyak +/- 33.000
batang.
- Pembuatan kebun anggrek mini yang meliputi 17 jenis anggrek
langka.
- Pembuatan Taman Botani (Natural Park/Botanical Garden)
dengan mengelola kawasan hutan alam, bekerja sama dengan
Fakultas Kehutanan IPB.
- Penanaman Tanaman Langka di area Natural Park oleh tamu tamu
kehormatan PT Badak NGL yang telah mencapai 30 jenis atau 126 pohon.
- Pembuatan kebun pembibitan tanaman termasuk tanaman
bakau, bekerja sama dengan PPLH Universitas Mulawarman.
Selain itu terdapat Kawasan Mangrove yang berbatasan langsung
dengan daerah kegiatan Kilang LNG yaitu di daerah Muara Sungai
Sekambing, Muara Sungai Sekangat dan Berbas Pantai. Hasil
pemantauan menunjukkan bahwa keberadaan formasi mangrove
masih cukup baik dan tidak dipengaruhi oleh buangan air limbah
maupun air pendingin yang menuju ke laut.
Pemantauan fauna dilaksanakan pada tingkat pencatatan atau
inventarisasi jenis disesuaikan dengan kelas Aves (burung), Insecta
(serangga), Reptilian (hewan melata), Amphibia, dan Mamalia.
Secara umum dapat dikatakan keberadaan kehidupan fauna darat
atau satwa liar sampai saat ini kondisinya masih baik, terutama
dari jenis burung yang jumlahnya cukup tinggi dengan membentuk
komunitas-komunitas baru. Kondisi ini disebabkan daya dukung
lingkungan yang baik berupa kegiatan-kegiatan penghijauan yang
telah dilakukan.
Komponen Biologi Kelautan
Kajian terhadap komponen biologi laut terdiri dari organisme
Plankton, Bentos dan Nekton (ikan). Pengambilan sampel dilakukan
di 6 lokasi mengikuti titik sampling air laut pada kondisi pasang dan
surut. Analisis dilaksanakan untuk mendapatkan data jenis, nilai
indeks Keanekaragaman Jenis (H’), nilai Ekuibilitas/Kesamarataan
(E’). Dengan pengukuran kedua parameter tersebut akan dapat
diketahui dampak aktivitas Kilang terhadap keanekaragaman
organisme di perairan.
Hasil pemantauan menunjukkan secara umum keanekaragaman
jenis plankton adalah rendah sampai sedang, keanekaragaman jenis
bentos adalah sedang sampai tinggi, jenis Nekton yang terdapat di
perairan Bontang relatif rendah tetapi dengan tingkat mobilitas yang
tinggi, kondisi nekton tergolong cukup baik. Pemantauan parameter
indeks keragaman Plankton, Bentos dan Nekton dilaksanakan setiap
6 bulan sekali untuk mengetahui tingkat kelestarian organisme di
laut serta untuk menjaga keanekaragaman hayati di perairan.
Perusahaan juga memiliki area konservasi swamp area seluas
12,5 hektar tepat di sebelah Kilang sebagai habitat payau dan
burung Kuntul Emas. Kuntul Emas ini merupakan satwa langka dan
sekaligus merupakan maskot Kota Bontang.
Hari Lingkungan Hidup Sedunia
Pada Peringatan Hari Lingkungan Hidup Sedunia tanggal 5 Juni
2009 yang bertema ”Your Planet Needs You - Unite to Combat
Climate Change” atau ”Bersama Selamatkan Bumi dari Perubahan
Iklim”, PT Badak NGL mengadakan berbagai kegiatan yang
bertujuan untuk meningkatkan pemahaman tentang lingkungan
hidup, mensosialisasikan kegiatan pengelolaan lingkungan hidup,
serta mendukung gerakan moral yang mengarah kepada kebersihan
lingkungan dan penghijauan kawasan. Kegiatan ini ditujukan kepada
pekerja dan keluarga, mitra kerja (kontraktor), siswa sekolah, serta
masyarakat.
Pelaksanaan Kegiatan antara lain berupa: Penyerahan bibit pohon
penghijauan untuk 4 kelurahan sekitar PT Badak, Pameran Fotografi
bekerja sama dengan Badak Photography Club, Penyuluhan
konservasi pelestarian terumbu karang dan Bersih-bersih Pulau
Beras Basah bekerja sama dengan Badak Diving Club (BDC) dan
SMP Vidatra, mengikuti Pekan Lingkungan Indonesia (PLI) 2009 di
Jakarta pada tanggal 28 sampai 31 Mei 2009 bekerja sama dengan
Pemerintah Kota Bontang, serta puncaknya adalah penyelenggaraan
Seminar Produksi Bersih 2009 pada tanggal 4 Juni 2009, dengan
narasumber Kepala Badan Lingkungan Hidup Kota Bontang, Guru
Besar Teknik Kimia Universitas Diponegoro, dan Walikota Bontang.
any comment?