Bekerja di Plant pengolahan gas tentu saja banyak ditemukan adanya masalah pada peralatan instrumentasi. Biasanya karena lifetime, unspec, salah dalam handling, installasi yang buruk dan lain lain. Untuk mengatasi masalah tersebut perlu adanya dokumentasi yang lengkap, seperti contoh-contoh berikut ini:
1. P&ID, Piping and Instrument diagram
Merupakan suatu gambar Proses yang didalamnya terdapat instalasi peralatan utama serta peralatan penunjangnya lengkap. Untuk membaca gambar ini perlu mengetahui simbol simbol terlebih dahulu.
2. Loop Drawing
Adalah dokument yang menggambarkan Instalasi wiring dari Sensor dan Final element(contoh: control valve) dilapangan, Marhaling Cubicle(Lemari tempat berkumpulnya semua wiring dari lapangan) dan Panel Control.
3. Data Sheet
Adalah Document yang diperlukan untuk mengetahui seluruh keterangan dari suatu peralatan. Baik itu sensor sensor maupun final element (transducer Control Valve) .
4. Logic Drawing
Adalah Gambar yang menerangkan cara kerja suatu system pengendalian digital dengan menggunakan gerbang gerbang logika(AND,OR,NOT, FLIPPLOP/SET RESET, TIMER, PULSE dll).
5. Schematic Drawing
Adalah gambar yang menerangkan cara kerja peralatan yang berhubungan dengan rangkaian listrik.
Dengan dokumen dokumen diatas, seorang Teknisi Instrumen akan siap untuk melakukan trouble shooting. Tentu saja tidak semua dokumen harus dibawa, teknisi harus mengetahui dulu nomer peralatan yang mengalami permasalahan agar pemecahan permasalahan tersebut tidak melebar.
Sistim pengendalian yang menggunakan Perangkat Distribution Control System (DCS) dan Programmable Logic Control (DCS) biasanya akan lebih mudah menemukan permasalahan instrumentasi. Contoh:
Masalah:
Tidak ada Indikasi dari sensor transmitter.
Cara mengatasinya adalah dengan melihat tag nomer sensor yang bermasalah pada layar Operator Station, lihat historicalnya, alarm apa yang muncul. Biasanya yang akan muncul adalah:Input Open (IOP). ada 3 kemungkinan;
sensor transmitter rusak?
Kable Kendor/rusak/ground fault
Input Module elektronik pada perangkat DCS yang rusak.
jadi kita tidak perlu mencari permasalahannya pada Final element(transducer, control valve, Solenoid dll) karena Finel Element berada pada sisi Output dan alarm yang muncul adalah Output open atau OOP
Tahapan trouble shooting
- untuk mengetahui lokasi peralatan tersebut kita menggunakan P&ID. Cari dulu peralatan utamanya(contoh; Pompa, Kompressor, Turbin dll) untuk menemukan peralatan instrument yang bermasalah.
- untuk mengetahui instalasi dari kabel dan terminalnya dari lapangan ke panel, kita gunakan Loop drawing. Dengan loop drawing kita dapat menelusuri 2 kabel sensor(positive dan negative) dengan cara mengetahui letak terminal kabelnya lalu mengukur Voltase serta Ampere yang sering dinamakan continuity. Dengan cara continuity inilah kita dapat mengetahui kerusakan pada sensor transmitter atau Panel Control.
-Data Sheet.
Bila diketahui kerusakan tersebut pada Sensor Transmitter maka kita memerlukan data sheet untuk mengetahui informasi seperti spesifikasi pada sensor yang dimaksud, yaitu:
Type, Model, Maximum working Pressure, range kalibrasi, dll
Informasi tersebut dibutuhkan apabila ternyata transmitter tersebut perlu diganti atau dikalibrasi.
Permasalahan lain yang ada pada pengolahan diantaranya adalah control yang
Swing osilasi tinggi sehingga operator panel sulit mengendalikan proses
secara otomatis. Hal ini bisa disebabkan oleh adanya disturbance yang
cukup cepat dari sisi proses, atau control valve lambat karena masalah
mekanis.
Ini bisa diselesaikan dengan cara melakukan tuning pada Controller. yaitu PID control
P, Proportional. Untuk memperkecil osilasi
I, Integral, Reset time agar Proses variable input bisa cepat mendekati set point.
D, derivative. Biasanya digunakan untuk pengendalian menggunakan temperatur, untuk lebih membercepat output sehingga PV cepat mengalami perubahan.
(untuk pembahasan masalah ini akan dibahas pada kesempatan lain)
demikian tahapan trouble shooting, semoga bermanfaat.
salam
(dedicated to elo)
Anda akan saya ajak berdiskusi masalah instrumentasi untuk pengukuran, pengendalian, safety dan Analisa.
Saturday, December 22, 2012
Tuesday, December 18, 2012
CARA PROGRAM TRANSMITTER MODEL EJA 110 A(DP harp) yokogawa
Persiapan:
ON-kan Power BT 200
Kemudian enter lalu tekan F4 (OK).
BT.200 (Hand
held)
POWER SUPPLY
24 VDC
RESISTANT
250 OHM
MULTIMETER (Ampere dan Volt DC)
PRESSURE INJECTOR
CARA INSERT DATA
Kemudian enter lalu tekan F4 (OK).
Muncul
Display lalu tekan F2 (SET) kemudian enter.
Pilih
Setting, enter dan pilih C10 (Tag number) lalu enter.
Isi tag no.(untuk angka bisa
langsung tekan tapi untuk huruf lihat warnanya ada 2 pilihan,hitam
atau – hijau. Sebelum memasukan huruf, kode warnanya harus ditekan
terlebih dahulu) lalu enter.
Apa yang
telah di isi akan Blinking menandakan confirmasi kalau sudah sesuai tekan enter sekali lagi ,
kalau tidak pilih CLR(clear) . Ini berlaku pada setiap memasukan
Data-data yg lain. Tekan enter 2X kalau data yg dimasukan sudah sesuai.
Lalu tekan F4 (OK). kemudian cursor
down.
TEST SINYAL
sebelumnya
pernah menyimpan data (dari vendor atau pun transmitter yang pernah dipakai)].
Pilih C20 (PRESS UNIT), lalu enter.
Pilih satuan apa yang akan dipakai lalu enter 2X selanjutnya F4 (OK) kemudian cursor down.
Berikutnya
C21 Low range,lalu enter. Masukkan Low range value-nya sesuai dg data
sheet enter F4 (OK) kemudian cursor down.
Lalu
C22 High range,dan enter. Masukan HRV-nya sesuai dg data
sheet,lalu enter 2X dan F4)
kemudian cursor down.
Berikutnya C30
(Damping). Lalu enter. Cari damping yg sesuai lalu enter 2X kemudian F4
(OK).
Lalu tekan F4 (ESC) kembali ke MENU.
Tekan F3
(ADJ).
Cursor down
pilih K (TEST).
Tekan K10
(OUT PUT) lalu enter.
Masukkan
angka yang kita inginkan(0 ~ 100%) lalu enter 2X.
Transmitter
akan menunjuk sesuai dg jumlah yg kita berikan.
CATATAN;
[Bila tidak sesuai antara input dg
output(penunjukan) , Lihat ke F2 (SET). Pilih AUX SET 1,enter, ubah
Range
sesuai dengan LRV dan URV-nya.Biasanya ini terjadi kalau transmitter yang kita
masukkan data
Lalu kita
kembali ke Display dg menekan F4 (ESC) dan F1(HOME) lalu enter.
Display enter
lalu monitor out put nya di A 10 (out put) input pressure di A 40
(input).
Beri input
dari presssure calibrator sesuai dg data yg telah di simpan .
beri
pressure Input mulai dari
0..10..20...100%.Monday, December 17, 2012
CARA CEPAT KALIBRASI CONTROL VALVE FISHER
Ada 3 Kegiatan saat Control Valve jenis ini dilakukan Internal check, yaitu:
1. Bench set,
2. Alignment,
3. Calibration.
Persiapan alat:
1. Pressure air regulator 2 kg/cm2
2. Selang/Tubing Plastic 1/4 " plus connector.
3. Proto key set utk kalibrasi Positioner
4. Kunci pas utk mengatur Spring adjustment (bench set)
5. Screw driver.
1. Bench set actuator 3852 Fisher
Bench set adalah
mengatur spring utk melawan lonjakan proses,langkah bench set adalah :
Sebelumnya Ketahui range Bench set nya yg tertera pada name plate
Beri supply angin
mulai dari 0 PSI untuk mengetahui berapa PSI valve mulai bergerak
Kalau starting
point belum mendekati yang di inginkan , putar spring adjustment,
naikkan sampai
maximum spring range yg tertera di name plat lalu lakukan test bocoran diapragm.
2. Procedure Alignment Positioner type 3852 FISHER
Beri
supply 9 PSI pada input instrument
positioner.
Posisikan Flapper
di posisi 0 pada beam positioner
Kendorkan
Locknut Nozzle, Putar Nozzle keluar sampai posisi valve menunjukkan 50% pada
Scale serta Link yg menghubungkan positioner dg stem actuator posisi sudutnya
90 derajat. Kencangkan locknut Nozzle.
Letakkan Flapper
pada posisi Direct, posisi valve harus tetap 50%,kalau tidak adjust Pivot
Bellows’ mengendorkan locknutnya terlebih dahulu.
Letakkan
Flaver pada posisi Reverse,posisi valve harus tetap 50%,kalau tidak adjust
Pivot yg berada di atas Nozzle, dg mengendorkan locknutnya terlebih dahulu
Ulangi
langkah 7 & 8 sampai Alignment benar-benar sesuai lalu
kencangi
semua nut kontra pd Pivot
3. LANGKAH KALIBRASI
Beri supply
udara 3 PSI ,Valve harus posisi 0% kalau tidak adjust zero melalui
pivot,naikkan pelan pelan utk mengetahui starting point sambil lihat Pressure
gauge Output yg ke actuator pada Positioner
bila ada pergerakan naik berarti output udara sudah masuk ke actuator
maka itulah starting pointnya
Beri signal
90% valve harus posisi 90% scale kalau tidak atur adjustment screw flapper
(lihat gbr)
Ulang step 2
& 3 sampai benar-benar sesuai scale
Setelah di
tes pergerakan 10% dan 90% Kemudian yakinkan pergerakkan Valve 0%,25%,50%,75%,100%.
SELAMAT MENCOBA....!
Subscribe to:
Posts (Atom)